KUALA LUMPUR (Berita SuaraMedia) - Menurut laporan Institute for Medical Research (IMR), Kuala Lumpur, Malaysia, diam-diam melepas sebanyak enam ribu ekor nyamuk "mutan" yang sudah dimodifikasi secara genetik dan dikembangkan untuk melawan demam berdarah (DBD).
Sama dengan pelepasan nyamuk yang telah dimodifikasi secara genetik di Karibia dan Cayman pada tahun 2009 dan 2010 lalu, pelepasan nyamuk tersebut mengejutkan banyak kalangan dan memicu pro-kontra.
Di Malaysia, nyamuk yang dibuat oleh Oxitec, sebuah perusahaan biologi asal Inggris itu merupakan nyamuk Aedes aegypti--nyamuk pembawa virus dengun penyebab penyakit demam berdarah--jantan yang dimandulkan. Saat nyamuk Aedes betina kawin dengan pejantan-pejantan mandul itu, mereka tidak punya keturunan. Harapannya, populasi nyamuk akan anjlok.
Penelitian yang dilakukan di sebuah kawasan terpencil di Bentong, Pahang, uji coba kali ini didesain untuk mengetahui sampai sejauh mana nyamuk tersebut mampu bertahan hidup dan menjelajah lingkungan.
Dalam pernyataan resminya, pemerintah Malaysia mengatakan 6.000 nyamuk yang sudah diatur genetiknya dilepaskan di area hutan yang tidak berpenghuni di Malaysia Timur dan 6.000 nyamuk Aedes aegypti jantan di area lain sebagai pembanding.
Kendati demikian, upaya pemerintah ini mendapat kritik dari penggiat lingkungan di Malaysia. Mereka khawatir percobaan ini justru menimbulkan konsekuensi berupa nyamuk yang sudah bermutasi dan tidak bisa dikontrol. Mereka juga mengkritik percobaan ini bisa menghapus ekosistem di satu tempat oleh jenis serangga lain sehingga berpotensi menimbulkan penyakit baru.
Pemerintah Malaysia menjawab kritik itu dengan menjelaskan riset ini hanya berskala kecil dan tidak akan melepaskan nyamuk dalam jumlah besar.
“Sebanyak enam ribu nyamuk Aedes jantan dilepas untuk diuji coba daya tahannya terhadap lingkungan dan diteliti sampai sejauh mana ia mampu beredar,” kata Luke Alphey, Chief Scientific Officer Oxitec, seperti diberitakan Sciencemag.
“Penelitian itu sendiri sudah berakhir pada 5 Januari lalu setelah insektisida disemprotkan untuk mematikan nyamuk yang masih hidup."
Oleh sejumlah kalangan, pelepasan nyamuk ini dinilai tergesa-gesa dan terlalu dirahasiakan. Meski demikian, hal tersebut dibantah oleh Oxitec.
“Penelitian ini dilakukan oleh pemerintah dan dilaksanakan di Malaysia. Jadi, terserah pemerintah apakah akan mengumumkannya atau tidak,” kata Alphey. “Siapapun yang menyadari bahwa ada 50 sampai 100 juta kasus demam berdarah dengue per tahun di seluruh dunia tentu akan merasakan betapa pentingnya penelitian ini."
Penelitian yang sama yang dilakukan di Grand Cayman tahun lalu sendiri jauh lebih besar skalanya. Di sana, sebanyak tiga juta nyamuk jantan dilepas untuk mengetahui apakah mereka bisa membantu menurunkan populasi nyamuk. Ternyata, dalam laporannya kemudian, populasi nyamuk bisa ditekan hingga 80 persen. “Hasil penelitian yang kami lakukan kali ini telah dikirimkan ke jurnal ilmu pengetahuan,” kata Alphey.
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengatakan proyek riset ini adalah cara yang inovatif untuk memerangi demam berdarah karena kampanye agar setiap tempat bebas dari air yang menggenang tidak berhasil.
Seperti di Indonesia, angka kasus demam berdarah di Malaysia juga terus meningkat. Pada tahun 2009 terjadi peningkatan 11 persen menjadi 46.000 kasus dan menyebabkan 134 orang meninggal di tahun 2010.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TULISNYA YANG BAIK-BAIK YA!!!